JAKARTA, KOMPAS.com —Tim nasional Indonesia berusaha melupakan kekalahan 0-3 di Iran dan berkonsentrasi mempersiapkan diri melawan Bahrain untuk meraup poin penuh di kandang, Selasa (6/9). Tim Merah Putih akan memaksimalkan kembalinya bomber Boaz Solossa, gelandang Ahmad Bustomi, dan bek Ricardo Salampessy untuk memperbaiki penguasaan bola dan menekan Bahrain guna meraih kemenangan.
Permainan agresif di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, itu bakal memaksa pemain Indonesia bekerja ekstra keras. Firman Utina dan kawan-kawan harus melawan kelelahan fisik setelah perjalanan 15 jam dari Teheran, Iran. Para pemain juga dimotivasi untuk memulihkan mental bertanding setelah ditekuk 0-3 oleh Iran, empat hari lalu.
”Saat laga kandang, kami akan berusaha lebih banyak menguasai bola dan membawa langsung ke depan. Juga menghindari terjadi tendangan sudut dan tendangan bebas sehingga tak terjadi situasi yang sama (saat melawan Iran) di kotak penalti kami,” ujar Wim Rijsbergen, pelatih timnas Indonesia, saat konferensi pers, Senin.
Rijsbergen menilai, saat melawan Iran, para pemain memang kalah dalam postur dan kekuatan fisik. Para pemain Bahrain pun memiliki postur tubuh yang sama dengan pemain Iran. Kondisi ini harus diatasi dengan memulihkan kekuatan mental pemain dan berkonsentrasi penuh selama 90 menit.
”Hal terpenting menjadi pemain sepak bola profesional adalah memiliki mental kuat. Semakin kuat mental akan semakin baik penampilan Anda,” ujar Rijsbergen.
Striker timnas, Bambang Pamungkas, menilai, saat ini situasi memang tidak menguntungkan karena sebagai tuan rumah tim Indonesia datang terlambat dan Bahrain datang sehari lebih cepat. Tim Merah Putih tiba di Jakarta Minggu pukul 23.00 dan sampai hotel pada tengah malam. Para pemain baru bisa tidur Senin sekitar pukul 01.30.
”Memang terlihat teman-teman cukup capek, tetapi semangat teman-teman luar biasa. Tidak ada keraguan menghadapi pertandingan,” ujar Bambang.
”Hari ini kita kedatangan Boaz, salah satu pemain spesial kita yang kita harapkan mampu membawa perubahan pada tim ini,” ujar Bambang. (ANG)
Permainan agresif di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, itu bakal memaksa pemain Indonesia bekerja ekstra keras. Firman Utina dan kawan-kawan harus melawan kelelahan fisik setelah perjalanan 15 jam dari Teheran, Iran. Para pemain juga dimotivasi untuk memulihkan mental bertanding setelah ditekuk 0-3 oleh Iran, empat hari lalu.
”Saat laga kandang, kami akan berusaha lebih banyak menguasai bola dan membawa langsung ke depan. Juga menghindari terjadi tendangan sudut dan tendangan bebas sehingga tak terjadi situasi yang sama (saat melawan Iran) di kotak penalti kami,” ujar Wim Rijsbergen, pelatih timnas Indonesia, saat konferensi pers, Senin.
Rijsbergen menilai, saat melawan Iran, para pemain memang kalah dalam postur dan kekuatan fisik. Para pemain Bahrain pun memiliki postur tubuh yang sama dengan pemain Iran. Kondisi ini harus diatasi dengan memulihkan kekuatan mental pemain dan berkonsentrasi penuh selama 90 menit.
”Hal terpenting menjadi pemain sepak bola profesional adalah memiliki mental kuat. Semakin kuat mental akan semakin baik penampilan Anda,” ujar Rijsbergen.
Striker timnas, Bambang Pamungkas, menilai, saat ini situasi memang tidak menguntungkan karena sebagai tuan rumah tim Indonesia datang terlambat dan Bahrain datang sehari lebih cepat. Tim Merah Putih tiba di Jakarta Minggu pukul 23.00 dan sampai hotel pada tengah malam. Para pemain baru bisa tidur Senin sekitar pukul 01.30.
”Memang terlihat teman-teman cukup capek, tetapi semangat teman-teman luar biasa. Tidak ada keraguan menghadapi pertandingan,” ujar Bambang.
”Hari ini kita kedatangan Boaz, salah satu pemain spesial kita yang kita harapkan mampu membawa perubahan pada tim ini,” ujar Bambang. (ANG)